Sebuah
mimpi bisa memberikan pelajaran penting, baik bagi yang mengalami mimpi itu, juga bagi
orang lain yang mendengar cerita mimpinya. Sebuah mimpi, yang oleh para
peneliti biasa diartikan sebagai proses dari bayangan, perasaan,
pergerakan dan pikiran yang dialami seseorang saat tertidur, ternyata bisa
membangunkan kesadaran seseorang yang hampir tenggelam dalam kesenangan
duniawi.
Sebuah
mimpi, yang tak hanya dialami oleh manusia, tetapi konon juga dialami oleh hewan, memang pantas untuk direnungkan. Karena terkadang
Tuhan menunjukkan sebuah jalan, menyibak tabir masa depan seseorang lewat
mimpi. Lebih-lebih mimpi bertemu Rasulullah Saw, mutiara yang
hanya kita temukan di saat kita tidur. Mimpi dahsyat yang dirindukan oleh
setiap muslim yang mengandung
bermacam hikmah.
Mimpi Rasul merupakan novel ketiga Jusuf AN setelah Jehenna dan Burung-Burung Cahaya. Dalam novel ini Jusuf AN berkisah tentang perjalanan hidup Umar yang keluarganya menjadi korban sebuah fitnah yang dilemparkan oleh seseorang. Kehilangan yang besar terjadi dalam satu waktu, membuatnya diburu amarah dan rasa dendam.
Malam ketika keluarganya hancur, Umar bermimpi bertemu Rasulullah Saw, yang memberinya sabda: “Hati-hatilah kepada dua hal: harta dan perempuan.” Dari sinilah perjalanan spiritual
Umar dimulai. Dari Jakarta ia hijrah ke Semarang untuk menata kembali bagian
dirinya yang sedang retak.
Di Semarang inilah Umar benar-benar diuji oleh dua hal sebagaimana
disabdakan Rasululullah Saw. dalam mimpinya. Mimpinya benar-benar membumi. Dua
perempuan, Almaida yang berharta dan Sonia yang janda, datang mengujinya. Juga
rezekinya yang begitu dimudahkan oleh-Nya.
Semuanya
nyaris menenggelamkan sang tokoh utama ke dalam
lumpur kenistaan. Sampai sebuah kisah mimpi berhasil menyingkirkan
bayang-bayang dua perempuan itu dari benak Umar. Kisah mimpi yang dialami orang
shalih di mana Rasulullah Saw hadir dan bersabda: “Bawalah ke sini mulut orang
yang membaca shalawat, aku akan menciumnya.” Ketika orang shalih itu terbangun,
ia menyadari rumahnya harum minyak misik dan kasturi. Aroma itu tidak kunjung
hilang sampai delapan hari.
Kisah mimpi tersebut menyadarkan Umar dan mempertebal keinginannya untuk berusaha
kembali bermimpi bertemu Rasulullah.
Tidak Menggurui
Novel setebal 415 halaman ini berbeda dengan dua novel Jusuf AN yang lain.
Dalam novel ini, pengarang menggunakan bahasa yang lebih sederhana. Dengan alur
yang linier dan sedikit flash-back, novel ini memiliki tangga dramatik
yang kuat. Pertanyaan demi pertanyaan telah dibangun sejak halaman awal dan
semua itu terjawab satu-satu, membuat pembaca betah membacanya sampai akhir. Ada banyak
kita temukan novel religius yang membosankan dan terkesan menggurui, tetapi
tidak untuk novel yang satu ini.
Siapa yang tidak rindu Rasul? Menyelami novel Mimpi
Rasul akan kita temukan banyak sekali hikmah dalam dialog dan
peristiwa-peristiwa yang disuguhkan. Membacanya akan
melembutkan hati dan menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah. Tema yang diangkat
sangat dalam, jarang disentuh orang, tetapi sangat dirindukan semua umat, demikian penyair D.
Zawawi Imran memberikan komentar tentang novel Mimpi Rasul. Sebuah bacaan yang
sangat cocok dinikmati di bulan suci.
(sumber: Koran Merapi)
0 Response to "Mutiara Mimpi Bertemu Rasulullah"
Posting Komentar