Menunggu Jin Menulis Buku


Jusuf AN

Di tengah perkembangan teknologi yang menggila ternyata tidak membuat banyak orang untuk melupakan persoalan-persoalan supranatural, alam gaib, khususnya yang berhubungan dengan alam jin, yang notabene sulit didekati dengan paradigma rasional dan atau empirik. Kenyataannya, buku seputar alam jin banyak lahir dan mendapat sambutan meriah dari pembaca.

Kita ingat, pada pertengahan tahun 1995 dunia perbukuan nasional sempat dihebohkan dengan terbitnya buku Dialog Alam Jin (Pustaka Hidayah, 1995). Buku tersebut menyedot perhatian besar dari kalangan pembaca sehingga dalam waktu kurang lebih satu setengah tahun sudah mencapai cetakan kedua belas dan hingga sekarang masih dicari banyak orang. Buku karya Muhammad Isa Dawud itu menarik karena, pertama, pengarang mencoba menggali informasi seputar alam jin melalui wawancara langsung dengan jin muslim sahabatnya. Kedua, mencoba mengungkap berbagai misteri besar dunia, seperti Segitiga Bermuda, Segitiga Formosa, dan rahasia kehebatan pesihir besar David Copperfield.

Perihal apakah Muhammad Isa Dawud benar-benar berdialog dengan jin muslim sahabatnya atau hanya sekadar menjadikan jin tersebut sebagai tokoh fiktif agar ia lebih leluasa menuangkan pemikirannya, allahua’lam. Tapi yang jelas Isa Dawud tidak sekadar asal menulis wawancara khususnya dengan jin yang memiliki nama Musthafa itu. Setiap informasi yang ia dapatkan dari Musthafa berkenaan dengan seluk-beluk dunia jin tidak begitu saja diserahkan kepada pembaca, tetapi dikuatkan kebenarnnya atau dimentahkan dengan dalil-dalil al-Qur’an maupun hadis Nabi Saw. Apa yang dilakukan Isa Dawud sangat tepat mengingat pada dasarnya jin memiliki sifat dan karakteristik yang jauh berbeda dengan manusia. Jin terkenal senang berbohong, lebih-lebih terhadap manusia, tentu ia memiliki peluang lebih besar untuk berlaku demikian.
 

Selain Muhammad Isa dawud ada beberapa pengarang lain yang menulis buku alam jin dengan bekal dalil-dalil dan pengalaman berinteraksi langsung dengan jin, salah satunya adalah Muhammad Jaad dengan bukunya Kayfiyyah Tarwidh al-Jinn li al-Insan yang kemudian oleh Pustaka Pelajar diterbitkan dengan judul Menaklukan Jin (2008).
 

Selain dua buku tersebut masih terdapat banyak buku lain dengan tema serupa. Saking menariknya alam jin, dunia sastra pun tak luput menggarapnya. Lewat novel Nar’ Kobar: The Motivator (Akoer, 2007) Andhika Pramajaya turut andil bagian menguak misteri alam jin. Tidak seperti kisah-kisah jin yang menyeramkan, Andhika menggambarkan tokoh utamanya, jin bernama Nar’ Kobar, dengan kocak dan menggelitik. Jin digambarkan sebagai sosok yang ‘manusiawi’: senang menonton TV, belanja di mall, jatuh cinta, menulis diary dan puisi. Tentu saja Andhika tidak hanya bermodalkan imajinasi dalam menulis novel tersebut. Bagi pembaca yang sedikit banyak mengetahui alam jin akan mudah merasakan, betapa Andhika telah melakukan riset tentang alam jin untuk penulisan novelnya. Perihal apakah riset yang dilakukan Andhika berupa studi pustaka atau lapangan (mengunjungi langsung alam jin dan berinteraksi dengan jin) saya sendiri tak dapat memastikan.

Tidak Tuntas
 

Bagi orang awam yang tidak tahu menahu soal dunia jin, tentu memiliki keingintahuan yang besar tentang alam ini. Namun sayangnya dalam pengamatan saya sampai sekarang belum ada buku tentang alam jin yang benar-benar memuaskan.
 

Bahwa jin tecipta dari api tetapi tak lagi berbentuk api; jin ada yang muslim dan ada pula yang kafir; jin makan, minum, berpakaian, berumah tinggal, berhubungan seksual dan beranak-pinak, kiranya sudah menjadi pemahaman kita bersama. Bahwa jin berperadaban; jin dapat menjelma menjadi sosok manusia; jin dapat merasuk ke jasad manusia, juga sudah banyak ditulis orang. Tetapi bagaimana bentuk-bentuk rumah jin dan bagaimana pakaian jin itu dibuat, tidak diterangkan oleh Isa Dawud, Muhammad Jaad, Andhika Pramajaya, atau penulis lainnya. Ada memang informasi yang mengatakan bahwa pakaian jin terbuat dari daun papirus. Tapi cara pengolahannya bagaimana, lalu apakah di alam jin juga ada penjahit dan pabrik pakaian?
 

Orang muslim percaya, bahwa jin merupakan makhluk yang hidup di bumi bersama-sama dengan manusia. Sebagai makhluk umurnya tentu saja dibatasi, meski ia memiliki umur yang mencapai ribuan tahun. Pertanyannya, bagaimana pengurusan jenazah jin? Dikubur atau dibakar atau diapakan? Sampai sekarang belum ada yang mampu memecah teka-teki itu.
Sebenarnya masih ada banyak pertanyaan yang belum tersingkap seputar alam jin. Saya hanya menderetkan beberapa pertanyaan tersebut untuk menegaskan bahwa buku-buku tentang alam jin masih belum memuaskan.

Batas Pengetahuan


Menjadi satu kaharusan bagi setiap muslim untuk percaya akan keberadaan alam jin. Sebab al-Qur’an sendiri mengatakan dengan tegas akan keberadaan makhluk ini, bahkan jin menjadi salah satu surah di antara 114 surah yang ada di dalam al-Qur’an. Namun demikian ternyata wahyu dan sunnah membatasi pengetahuan manusia perihal seluk-beluk alam jin. Dalil-dalil seputar alam jin hanya menjelaskan secara global, dan karenanya menjadi tugas kita untuk melengkapinya.
Buku-buku seputar alam jin barangkali akan berkutat pada pembahasan yang itu-itu saja sampai ada pengarang yang berani membongkar lebar-lebar tabir kehidupan alam tersebut. Andai saja nanti ada salah seekor jin (karena memang jin memiliki ekor) yang menulis buku (karena memang jin membaca dan menulis) tentang alamnya lalu menyerahkannya kepada penerbitan yang dikelola manusia pastilah akan sangat menghebohkan. Apakah ini mungkin terjadi? Mungkin saja, meskipun pasti akan menimbulkan kontroversi.





0 Response to "Menunggu Jin Menulis Buku"