Jehenna, Jin yang Galau

Oleh: jones gultom

Novel ini menarik, selain karena untaian kisahnya yang unik, juga penuh dengan warna-warni islami. Bercerita tentang seorang jin bernama Jehenna yang telah bersumpah untuk  akan selalu menyesatkan umat manusia. Sumpahnya itu merupakan dendam atas kematian kakeknya di tangan Umar, salah seorang pengikut setia Nabi Muhammad.
Sementara pada bagian lain diceritakan tentang Jenneha yang jatuh cinta dengan Zaitun, seorang jin wanita asal Mesir yang sangat taat dengan ajaran Muslim. Ia bahkan rela ikut berlayar sampai ke Jawa guna mengikuti keluarga sang gadis pujaan yang hendak berdakwa di sana. Di pulau inilah Jenneha bertemu dengan seorang pemuda bernama Rijal. Laki-laki ini sekaligus pula menjadi target perdananya, di negeri orang.

Berbagai bujuk rayu dilakukan Jenneha agar Rijal masuk ke dalam perangkapya, termasuk menjebaknya masuk ke dalam minum-minuman keras. Namun tak muda menaklukkan Rijal. Laki-laki ini telanjur diselubungi cahaya putih oleh kedua orangtuanya, sehingga Jenneha mesti memutar akal berkali-kali. Tetapi Rijal tentu saja manusia yang memiliki kelemahan.


Rijal justru tunduk dengan rayuan Shinta, perempuan cantik yang menemaninya minum. Memang tak hanya Rijal yang tertarik dengan Shinta. Demikian juga sebaliknya. Kedua remaja yang sama-sama dilanda gulana ini, akhirnya tak mampu membatasi diri. Mereka berdua pun bersama-sama mabuk. Hingga kemudian mulai terlibat pembicaraan yang serius. Sementara itu, Jenneha yang mulai di “atas angin” semakin sengit merayu mereka berdua. Tak heran jika kedua insan itu akhirnya jatuh ke dalam godaan sang jin.

Kisah permulaan novel ini, sejatinya adalah kemelut anak manusia dengan segala macam persoalannya yang di sisi lain juga harus menghindari godaan-godaan. Tetapi yang menarik, meski bertemakan remaja, dialog-diolog yang dibangun oleh pengarang termasuk serius yang bernafaskan islami. Sehingga meski di satu bagian tertentu dikisahkan kisah percintaan, namun tidak vulgar. Kalimat-kalimatnya bahkan sarat makna dan metafor-metafor keislaman. Ini yang menjadikan novel ini berbeda dari novel-novel pop. Tampak sekali penulis yang berlatarbelakang pendidikan dari UIN Sunan Kalijaga ini, mengedepankan nilai-nilai filsafat keislaman dibanding sekedar bercerita.

Tidak heran jika novel ini dianggap cukup berani karena menawarkan imajinasi-imajinasi yang bersumber dari ajaran tertentu. Kekuatannya justru terletak pada keberanian penulis masuk ke dalam wilayah yang jarang disentuh para penulis kebanyakan. Dari banyaknya yang beraliran pop, novel ini agaknya termasuk istimewa karena tema yang diangkat justru terbilang serius. Sangat cocok dibaca oleh penyuka sastra remaja islami.
Sumber:  http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/11/11/124210/jehenna_jin_yang_galau/#.UKkR2Wca7fI

0 Response to "Jehenna, Jin yang Galau"